Kita patut bersyukur karena negeri kita dilimpahi berbagai macam buah-buahan tropis yang sarat komponen gizi dan non-gizi. Buah-buahan ini sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan kesehatan tubuh kita. Nah, salah satu jenis buah tropis yang sangat populer adalah manggis.
Manggis merupakan salah satu komoditas buah yang menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia untuk meningkatkan pendapatan devisa negara. Manggis di luar negeri dijuluki dengan 'The Queen of Tropical Fruits' yang merupakan refleksi perpaduan dari rasa asam dan manis yang tidak dipunyai oleh komoditas buah-buahan lainnya.
Cara makan buah manggis ialah dengan memecahkan kulit tebalnya dengan menekan kulit dan akan pecah. Keluarkan isinya dan dimakan. Berhati-hati karena kulit manggis akan mengeluarkan warna ungu yang tidak mudah dihilangkan di telapak tangan atau pada pakaian cerah. Kajian saintis mendapati buah manggis mengandung vitamin C, vitamin B1 dan B2, Niacin, Kalium, Protin, Zat Besi, Tanin, Resin, Acid Malic, dan Crytalizable Mangostine. Buah manggis juga kaya dengan Xanthon.
Pada saat ini, Indonesia telah mengekspor manggis ke beberapa daerah di luar negeri. Buah manggis yang diperdagangkan pada pasar luar negeri (ekspor) sebagaian besar berasal dari kebun rakyat yang belum terpelihara secara baik dan sistem produksinya masih tergantung pada alam (tradisional). Meskipun penanganan budidaya dan pasca panen yang seadanya, ternyata petani Indonesia mampu melakukan ekspor dalam jumlah yang cukup besar, bahkan bisa bersaing dengan manggis negara lain.
Produksi buah manggis Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2006 produksi manggis Indonesia sebesar 72.634 ton, lalu meningkat menjadi 112.722 ton pada tahun 2007. Tahun 2008 produksi manggis Indonesia kembali turun menjadi 65.133 ton dan kembali naik pada tahun berikutnya menjadi 105.558 ton. Pada tahun 2010 produksi manggis kembali mengalami penurunan menjadi 87.154 ton.
Manfaat utama buah manggis adalah sebagai antioksidan (Heyne, 1987). Menurut Silalahi (2002) mengatakan bahwa sifat antioksidan pada manggis melebihi vitamin E dan vitamin C. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi oksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid dalam konsentrasi yang lebih rendah dari substrat yang dapat dioksidasi.
Taken from: Mengobati Kanker dengan Manggis oleh dr. Setiawan Budhi Hartanto
Pada saat ini, Indonesia telah mengekspor manggis ke beberapa daerah di luar negeri. Buah manggis yang diperdagangkan pada pasar luar negeri (ekspor) sebagaian besar berasal dari kebun rakyat yang belum terpelihara secara baik dan sistem produksinya masih tergantung pada alam (tradisional). Meskipun penanganan budidaya dan pasca panen yang seadanya, ternyata petani Indonesia mampu melakukan ekspor dalam jumlah yang cukup besar, bahkan bisa bersaing dengan manggis negara lain.
Produksi buah manggis Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2006 produksi manggis Indonesia sebesar 72.634 ton, lalu meningkat menjadi 112.722 ton pada tahun 2007. Tahun 2008 produksi manggis Indonesia kembali turun menjadi 65.133 ton dan kembali naik pada tahun berikutnya menjadi 105.558 ton. Pada tahun 2010 produksi manggis kembali mengalami penurunan menjadi 87.154 ton.
Manfaat utama buah manggis adalah sebagai antioksidan (Heyne, 1987). Menurut Silalahi (2002) mengatakan bahwa sifat antioksidan pada manggis melebihi vitamin E dan vitamin C. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi oksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid dalam konsentrasi yang lebih rendah dari substrat yang dapat dioksidasi.
Taken from: Mengobati Kanker dengan Manggis oleh dr. Setiawan Budhi Hartanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar